Pada
hari kedua, tanggal 25 September 2012 diadakan misa penerimaan Krisma untuk
Wilayah Tobadak dengan jumlah Krismawan-Krismawati sebanyak 58 orang. Seusai
misa Penerimaan Krisma, dilanjutkan dengan acara ramah tamah dengan seluruh
umat di Wilayah Tobadak. Sesuai rencana bahwa Yang Mulia Bapak Uskup sedianya
akan tinggal di Tobadak hingga tanggal 26 September 2012, namun karena kondisi
kesehatan Beliau agak menurun pasca kunjungannya dari Sarudu, Paroki Baras,
maka siang itu juga Mgr. John Liku-Ada, Pr didampingi oleh Vikep Sulbar P.
Martinus Pasomba, Pr langsung bertolak ke Mamuju bersama dengan P. Oktovianus
Tandilolo, Pr (Pastor Kapelan dari Paroki Messawa) yang kebetulan di minta
untuk membantu Paroki Mamuju dalam persiapan Penerimaan Krisma berhubung karena
Pastor Paroki dan Pastor Kapelan keduanya dalam proses pemulihan kesehatan.
Tepat
pukul 17.40 Wita, Mgr. John Liku-Ada’, Pr tiba di Mamuju bersama rombongan dan
disambut oleh umat yang telah menunggu sejak pukul 16.00 Wita. Setibanya di
Mamuju, Mgr. John Liku-Ada’, Pr rehat sejenak untuk menikmati suguhan minuman
dan makanan rigan yang telah disiapkan oleh ibu-ibu KIK. Setelah rehat sejenak,
beliau langsung istirahat untuk memulihkan kondisinya yang sudah sedikit
menurun.
Hari
kedua di Mamuju, tanggal 26 September 2012 bersama Vikep dan beberapa orang
perwakilan dari Depas melakukan peninjauan lokasi di Kelapa Tujuh yang beberapa
bulan lalu di beli oleh Keuskupan. Pada sore harinya, sebagaimana jadwal bahwa
akan dilakukan kunjungan silaturahmi dengan Gubernur Sulawesi Barat, namun
rencana tersebut batal karena Gubernur sangat sibuk karena saat itu bertepatan
dengan Perinngatan Hari Ulang Tahun Provinsi Sulawesi Barat yang ke-8. Akhirnya
oleh Bpk. Nicolas Torano (salah satu umat yang kebetulan menjabat sebagai Plt.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Barat) kemudian melakukan koordinasi
dengan pihak protokoler Gubernur untuk mengatur jadwal ulang agar Bapak Uskup
dapat bertemu dengan Gubernur.
Tanggal
27 September 2012, diadakan Misa penerimaan Krisma untuk wilayah Mamuju dan
Tommo dengan jumlah Krismawan-Krismawati sebanyak 35 orang. Dalam khotbanya,
Mgr. John Liku-Ada’, Pr mengungkapkan bahwa seringkali orang muda dalam
perjalanan hidupnya salah melangkah dan salah memilih jalan yang tepat. Hal itu
diungkapkan lewat cerita tentang seorang anak muda yang baru saja meninggal dan
dihadapkan pada pengadilan terakhir dan dipersilahkan untuk memilih masuk surga
atau masuk neraka. Petrus sebagai pemegang kunci kerajaan surga mempersilahkan
anak muda tersebut untuk berkeliling melihat situasi di neraka dan di surga
agar dia dapat memilih dimana dia harus tinggal. Ketika memasuki gerbang
neraka, anak muda tersebut melihat kehidupan yang sungguh menggembirakan.
Segala kehidupan hura-hura yang didambakan oleh kawula muda ada di sana.
Sesudah itu kemudian ia melihat kehidupan di surga. Ketika memasuki gerbang
surga, ia melihat kehidupan yang begitu tenang, tidak ada kemewahan dan
orang-orang hidup dalam suasana doa. Yang didengarkan hanyalah untaian-untaian
doa Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan dan sebagainya. Kehidupan yang sungguh
membosankan. Akhirnya pada sore harinya anak muda tersebut menghadap Petrus dan
menyampaikan bahwa ia memilih untuk tinggal di neraka.
Keesokan
harinya, anak muda tersebut lalu menuju ke neraka untuk memulai kehidupan
barunya. Sesampainya di gerbang neraka, ia melihat kehidupan yang jauh dari
yang di harapkan. Di sana terdapat api yang menyala-nyala serta ratapan dan
kertakan gigi dari seluruh penghuni neraka. Anak muda tersebut kemudian
menghadap kepala penjaga neraka dan mulai protes “mengapa kehidupan di neraka
tidak seperti kemarin yang dilihat penuh dengan kegembiraan dan hura-hura”.
Lalu sambil tertawa terbahak-bahak kepala penjaga neraka mengatakan
“Hahahaha……….., kemarin adalah hari terakhir promosi kami untuk mengundang
teman-teman masuk neraka”. Pesan dari cerita Bapak Uskup untuk mengingatkan
kepada para Krismawan-Krismawati agar lebih dewasa dalam memilih jalan hidup
sehingga tidak jatuh kedalam jurang. Sakramen Krisma adalah Sakramen Penguatan
Roh Kudus, agar semua yang menerimanya dapat diterangi oleh Roh Kudus sehingga
makin dewasa dalam Iman. Seusai Misa Krisma, dilanjutkan dengan acara
ramah-tamah dengan seluruh umat yang hadir dalam Misa syukur tersebut.
Foto Bersama Usai Misa Krisma |
Pada
sore harinya, dilanjutkan dengan acara silaturahmi ke Rumah Jabatan Gubernur
Sulawesi Barat yang sempat tertunda sehari sebelumnya. Dalam percakapan dengan
Gubernur Sulawesi Barat, Bapak Uskup menyampaikan apresiasi kepada Gubernur
Sulawesi Barat atas prestasi pembangunan khusunya infrastruktur yang telah
dicapai sejak masa kepemimpinanannya hingga saat ini. Lebih lanjut dibahas
mengenai rencana pengembangan jalan akses Mamuju-Mamasa melalui Mambi-Aralle
yang saat ini sedang dikerjakan. Bahkan jalan akses Mamasa-Toraja yang juga
saat ini sedang diupayakan dan menurut Gubernur bahwa jika berjalan sesuai
rencana, maka pada tahun 2014 nanati jalan tersebut sudah dapat dilalui
kendaraan roda 4. Dalam sela-sela perbincangan, Bapak Uskup secara lisan
menyampaikan rencana kegiatan peresmian tempat ziarah Bukit Pena Mamasa yang
direncanakan pada tanggal 27 Oktober mendatang, sekaligus mengundang Bapak
Gubernur untuk berkenan hadir dalam acara tersebut. Atas undangan Bapak Uskup,
Gubernur Sulawesi Barat berjanji akan menyempatkan waktu untuk menghadiri acara
tersebut.
Sekembalinya
dari kediaman Gubernus Sulawesi Barat, pada malam harinya dilanjutkan dengan
acara tatap muka bersama dengan umat di Paroki Mamuju. Pada pembukaan acara
didahului dengan penjelasan singkat Bapak Uskup mengenai hasil Sinode Keuskupan
Agung Makassar yang telah merumuskan Visi, Misi dan Rencana Strategis Keuskupan
Agung Makassar kedepan. Seusai pemaparan Bapak Uskup, sejumlah umat menanggapi
dan menyarankan agar hasil Sidang Sinode Keuskupan Agung Makassar perlu dikawal
dengan tim terpadu agar dapat berjalan efektif dan efisien sesuai dengan apa
yang telah direncanakan. Pada kesempatan lain, beberapa umat mempertanyakan
soal sekolah-sekolah Katolik yang pada masa sekarang ini sudah mengalami
penurunan baik dari segi mutu maupun pelayanannya. Terkadang banyak umat yang
ingin menyekolahkan anak-anaknya di sekolah Katolik namun terkendala dengan
persyaratan-persyaratan dan biaya yang terlalu mahal namun tidak dibarengi
dengan mutu pendidikan. Lebih lanjut disarankan agar kedepan perlu untuk
memikirkan pengembangan sekolah-sekolah Katolik di Sulawesi Barat, khusunya
Mamuju yang saat ini menjadi Ibu Kota Provinsi.
Pada
pertanyaan berikutnya, Bapak Patrik Galampo (Sekretaris Panitia Pembangunan
Gereja Pusat Paroki) mempertenyakan soal penundaan peletakan batu pertama
Pembangunan Gereja Pusat Paroki akibat rencana kedatangan Suster-Suster dari
Surabaya yang akan berkarya di Mamuju. Lebih lanjut dikatakan bahwa jika
rencana kedatangan Suster dari Surabaya ingin berkarya di Mamuju, tidaklah
relevan untuk rencana Pembangunan Gereja di Pusat Paroki Mamuju mengingat bahwa
Pembangunan Gereja Pusat Paroki adalah karya umat sedangkan rencana kedatangan
para Suster dari Surabaya adalah karya Suster itu sendiri. Untuk saat ini,
Paroki Mamuju hanya mampu menyediakan tempat sementara yakni Asrama yang sampai
saat ini belum berjalan sesuai peruntukannya.
Dari
beberapa pertanyaan dan pernyataan umat di Paroki Mamuju, Mgr. John Liku-Ada’,
Pr memberikan beberapa tanggapan antara lain :
- Mengenai hasil sidang Sinode Keuskupan Agung Makassar, telah dibentuk Tim Tindak Lanjut yang akan mengawal proses pelaksanaan hasil sidang Sinode tersebut. Namun yang terpentung adalah informasi hasil Sidang Sinode Keuskupan Agung Makassar haruslah disebarluaskan ke seluruh umat, karena umatlah yang akan menjadi pelaksana sekaligus menjadi pengawal demi tercapainya seluruh Visi, Misi dan Rencana Stragegis yang telah ditetapkan.
- Masalah pendidikan Katolik, memang diakui bahwa pada masa sekarang ini banyak sekolah-sekolah Katolik yang mengalami penurunan mutu pendidikan. Mungkin saja selama ini Sekolah-Sekolah Katolik yang dulu dikenal karena mutu menjadi terlena sehingga tidak memikirkan untuk melakukan terobosan-terobosan untuk pengembangan diri. Sedangkan sekolah-sekolah lain, khusunya sekolah Negeri mulai membenahi diri dengan mengembangkan mutu pendidikannya sehingga semakin berkembang dan maju sedangkan sekolah-sekolah Katolik tetap jalan di tempat. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa sekolah Katolik yang ada masih dapat diperhitungkan walaupun dengan biaya pendidikan yang cukup tinggi.
- Mengenai rencana kedatangan Suster dari Surabaya untuk berkarya di Mamuju, perlu difikirkan untuk diprioritaskan. Hal ini dimaksudkan untuk pengembangan Yayasan Pendidikan Katolik di Sulawesi Barat dan di Mamuju pada khusunya. Terlebih lagi bahwa pimpinan para Suster dari Surabaya tersebut tinggal menunggu persetujuan dari pihak Keuskupan, dan Paroki Mamuju pada khusunya untuk rencana kedatangan mereka. Menurut Bapak Uskup bahwa kesempatan ini tidak boleh disia-siakan mengingat sudah banyak Suster-Suster yang datang di Mamuju namun belum ada yang melakukan rencana-rencana konkrit.
- Untuk rencana pembangunan Gereja Pusat Paroki Mamuju, perlu difikirkan secara matang dan dibuatkan master plan. Hal ini dimaksudkan agar pembangunan dalam lokasi gedung gereja dapat ditata sedemikian rupa sehingga dapat memaksimalkan seluruh lokasi yang ada mengingat Gereja Katolik Santa Maria merupakan Pusat Paroki sekaligus menjadi Pusat Kevikepan Sulawesi Barat. Oleh Karen itu, rencana peletakan batu pertama yang sedianya akan dilakukan pada tanggal 27 september 2012 untuk sementara ditunda dan akan dibicarakan lebih lanjut di tingkat Keuskupan. Pada intinya bahwa Bapak Uskup tidak menolak rencana Paroki Mamuju untuk membangun gedung Gereja yang baru namun perlu direncanakan secara matang agar hasilnya jauh lebih baik untuk rencana jangka panjang kedepan.
Dari
penjelasan Bapak Uskup, Bapak Andarias Linopadang (Wakil Ketua Depas bidang
Pewartaan dan Sarana-Prasarana) menjelaskan bahwa master plan untuk seluruh
pembangunan dalam lokasi Gereja Katolik Santa Maria telah dibuat dan telah
dikonsultasikan dengan BP3 KAMS, bahkan perwakilan BP3 KAMS (Pastor Stef
Tarigan dan Pator John da Cunha) sudah pernah berkunjung dan meninjau lokasi
untuk pembangunan dan proposal serta master plan telah diserahkan ke BP3 KAMS.
Dari hasil penjelasan Bapak Andarias, Bapak Uskup menyampaikan bahwa segala
rencana untuk pengembangan dan pembangunan di Paroki Mamuju akan dibicarakan
lebih lanjut. Hanya soal waktu saja yang belum tepat sehingga rencana Peletakan
Batu Pertama Pembangunan gedung Gereja Pusat Paroki Mamuju saat ini belum bisa
direalisasikan. Penyampaian Bapak Uskup tersebut sekaligus menjadi penutu dari
diskusi dalam acara tatap muka bersama dengan umat di Paroki Mamuju.
Hari
berikutnya, tanggal 28 september 2012 Mgr. John Liku-Ada’, Pr didampingi Vikep
Sulbar (Pastor Martinus Pasomba, Pr) melanjutkan perjalanan kunjunngannya di
Kevikepan Sulbar menuju Paroki St. Fransiskus Xaverius Messawa. Selamat jalan
Bapak Uskup, semoga tiba dengan selamat di tempat tujuan untuk melanjutkan
karya pelayanan di Kevikepan Sulbar. Segenap Pengurus Dewan Pastoral Paroki dan
seluruh umat mengucapkan limpah terima kasih atas kunjungan Sang Gembala di
bumi Manakarra dalam mempersembahkan kurban Misa, khsusnya dalam penerimaan
Sakramen Penguatan Kudus bagi 93 umat di Paroki St. Maria Mamuju. Teriring doa
dan harapan untuk kunjungan-kunjugan Yang Mulia Bapak Uskup selanjutnya
khusunya dalam rencana Peletakan Batu Pertama Pembanguan Gedung Geraja Pusat
Paroki Mamuju yang Masih tertunda.
Editing by. :
Admin